Monday, December 31, 2007

selamat tahun baru..!!!!

melewati ;
tahun
bulan
minggu
semuanya pasti harus melalui
hari demi hari
sesungguhnya hidup kita adalah
hari demi hari itu
yang didalamnya ada
jam demi jam
menit demi menit
detik demi detik
sehela demi sehela nafas

jika menikmati
sehela demi sehela nafas
terlalu detil,
nikmati saja
hari demi hari
seperti menikmati pergantian
tahun.

selamat tahun baru, duaribudelapan di pelupuk mata
layak tak sadar bahwa hitungan mundur untuk hidup terus laju

hitungan tahun bertambah
sejalan dengan bertambah hitungan umur, tapi
berbanding terbalik dengan jatah hidup

semangat!!!
tac

nikmati juga blog ku di : http://tac-reverse.blogspot.com/

Friday, October 05, 2007

I'LL BE BACK

SENANG SEKALI RASANYA KEMBALI BISA NULIS.. WALAUPUN MASIH KACAU2.. MASIH SEPERTI DULU..

SALAM SEMUANYA..
MERDEKA..!! SEBENTAR LAGI KITA MERDEKA..!!
SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI ALIAS SELAMAT LEBARAN..
MOHON MAAAF LAHIR BATIN YA.. SAMA-SAMA..
MET MUDIK, MET PAKE PAKAIAN TERBAIK, PECI, KOKO, SARUNG BAGUS, ATO BARU?
KUE LEBARAN PLUS OPORNYA BAGI2 DONG KE KAUM DHUAFA (KAUM DHUAFA YANG KAYAK GIMANA YA???), KE ANAK KOSAN SEPERTI SAYA INI AJA DEH.. HEHEHEHEHE..

TETAP SEMANGAT, (walau masih nganggur..)

TAC.

ECENG GONDOK

Eceng gondok adalah tanaman yang tumbuh di perairan yang berlumpur. Akarnya menyentuh lumpur walaupun batang eceng gondok terlihat mengambang. Eceng gondok hidup dari tanah berlumpur, air yang kotor yang banyak mengandung limbah berbahaya dan menyerap sarinya.

Eceng gondok berbeda dengan teratai. Selintas saja melihat teratai, akan terlihat keanggunannya, apalagi musim berbunga. Tapi eceng gondok, susunan anatominya sederhana dan bahkan tidak menarik lagi, walau dulunya merupakan tanaman hias, karena populasinya yang banyak dan pertumbuhan vegetasinya yang cepat. Hanya beberapa jenis eceng gondok yang menarik bentuknya, yaitu eceng gondok yang batangnya panjang dan eceng gondok yang bentuknya kecil. Tapi ternyata eceng gondok mempunyai manfaat yang banyak sekali, antara lain sebagai makanan ternak, bahan pupuk kompos, kerajinan anyam-anyaman dan terakhir adalah karena dalam masa tumbuhnya eceng gondok tumbuh subur di sungai/waduk yang tercemar/kotor dan mampu menyerap kandungan limbah berbahaya dalam aliran air atau lumpur, maka eceng gondok dapat dipergunakan sebagai WWT (Wase Water Treatment) atau penetralisir limbah cair.

Sederhana, namun...

Eceng gondok begitu banyak manfaatnya, dan apalagi jika berbunga, bunganya akan mekar dengan indah (biasanya) berwaran ungu dan putih. Cantik. Sungguh tak menyangka akan keluar bunga indah seperti itu dari tumbuhan yang bernama eceng gondok.

Bunganya selalu bersih dan menawan walaupun dia hidup dari tanah berlumpur, dan eceng gondok tidak pernah memikirkan keindahan bunganya. Jika Allah berkehendak, manusia juga bisa sebersih bunga sepanjang hidupnya. Atau bahkan dia tidak pernah jatuh sakit, merasa sakit, dan menderita. Namun manusia telah diciptakan dalam kondisi lemah, dan butuh perawatan, dan dia harus mengakui ketidakberdayaannya. Segala sesuatu di dunia ini, dicipta sebagai ujian, sehingga semuanya akan tua, lemah, dan mati. Dalam Al-Quran surat 57, Allah mengingatkan tentang kehidupan dunia sesungguhnya:

Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhiran (nanti) ada Azab yang keras dan Ampunan dari Allah serta KeridaanNya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (QS 57: 20)

Jika kita merasa diciptakan biasa saja, atau bahkan lebih jelek (maaf) dari orang kebanyakan, mungkin ternyata dalam diri kita menyimpan banyak kemaslahatan untuk orang lain dan lingkungan sekitar kita. Siapa tahu ternyata kita orang yang sangat dibutuhkan dan selalu berguna dibandingkan para artis dan pejabat. Siapa tahu dibalik wajah yang ”ijo” ternyata terdapat senyum yang paling manis dan dapat menentramkan orang yang melihatnya. Siapa yang tahu???

"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang." (QS. Al-Mulk, 67:3).

[tac-21puasa1428//031007]

MALL BARU DI SERANG

MALL BARU DI SERANG :
SEPENGGAL KENANGAN YANG HILANG YANG MENGHANCURAN BCB
DAN MEMBENTUK SIKAP HIDUP KONSUMTIF

Jika teringat teman-teman kalau sedang berkumpul, ada guyonan ketika membicarakan suatu tempat atau wilayah, dan ada seorang teman yang gak konsen mendengarkan lalu dia bertanya, “dimana?” Pasti dijawab, “Di dieu yeuh!!!“. Semua tertawa, akhirnya olok-olokan pun memanjang, “Dasar bolot!”, “Pasti dari kampung..!” dan lain sebagainya.
Terus bagaimana jika saya punya anak, dan anak saya membaca buku sejarah Banten, dalam buku tersebut mengulas tentang gedung MAKODIM, atau ada sesuatu yang membuat dia tahu tentang eks gedung MAKODIM. Dan jika dia penasaran, apa yang harus saya jawab ketika ada pertanyaan, “Dimanakah gedung MAKODIM yang dibangun dari batubata Surosowan?”
Walau bagaimanapun, jika kita berbicara tentang Surosowan, pasti eks gedung MAKODIM tersangkut. Karena, dibangun oleh Belanda dari batubata Surosowan. Surosowan dihancurkan, dan batubatanya digunakan untuk membangun gedung pusat perbelanjaan. Dimana alun-alun dan sekitarnya merupakan daerah pemukiman orang Belanda. Kemudian, pada masa kemerdekaan gedung pusat perbelanjaan orang belanda tersebut dijadikan MAKODIM (Markas Komando Daerah Militer).
Tapi setelah empat tahun Banten jadi provinsi—pembangunan memang butuh pengorbanan, MAKODIM dipindahkan ke lahan yang lebih luas. Dan gedung yang lama dijual (dijual??) dan dihancurkan, lalu dibangun Mall lima lantai termegah di Serang.
Apa mungkin saya jawab pertanyaan anak saya dengan, “Gedung eks MAKODIM itu.. DI DIEU YEUH..!”
[***]
..Rosihan Anwar, wartawan senior Indonesia, pernah mengatakan bahwa orang Indonesia suka lupa kepada sejarah masa lampau saking asyiknya dengan diri sendiri dan masa sekarang. Ucapan ini jelas bukan merupakan pujian untuk orang Indonesia. Lebih-lebih apabila dihubungkan dengan pendapat Alain Decaux, sejarawan Prancis, yang mengatakan, “Bangsa yang tidak memiliki kesadaran sejarah adalah bangsa yatim-piatu.” [kutipan dari buku berjudul Kampus Kabelnaya : menjadi mahasiswa di Uni Soviet, karya Koesalah Soebagyo Toer, pada bab sekapur sirih, paragraph ketiga di halaman ix, terbitan Kepustakaan Populer Gramedia].
Dari kutipan di atas, berarti Banten adalah bangsa atau daerah yang yatim-piatu, karena tak ada kesadaran sejarah di dalam kepala Pemerintah Daerahnya. Kasihan sekali anak saya beserta keturunannya, menjadi generasi yatim-piatu akibat “kebodohan” para Pejabat.
Saat pemutaran VCD berjudul Eks Gedung MAKODIM Riwayatmu Dulu di Rumah Dunia (o ya, semoga VCDnya tidak rusak, sehingga keturunan saya nanti bisa melihat eks gedung MAKODIM, serta perjuangan AWAK dan para budayawan yang mencintai Banten dalam mempertahankan utuhnya eks gedung MAKODIM), Mas Gong bilang, ”Malah ada seorang pejabat yang ngomong begini, nilai sejarah eks gedung MAKODIM di bawah Borobudur! Kacau, kan?”
Wah, kacau banget tuh pejabat! Sepertinya dia bukan orang Banten, seseorang yang tidak punya identitas. Tak banggakah ia pada jerih-payah leluhurnya? Kami nonton dengan mengurut dada, dan sesekali tersenyum dalam kegetiran karena melihat tingkah lucu AWAK dalam menyampaikan aspirasinya. Kami nonton di malam yang besoknya merupakan acara peletakan batu pertama untuk pembangunan Mall di atas tanah eks gedung MAKODIM.
Apa sih arti penting dari sebuah Mall? Apakah RTC (Rau Trade Center), Royal dan sekitarnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan belanja masyarakat Serang? Harus seberapa tinggi lagi daya konsumtif masyarakat ditingkatkan? Apa malu Serang tidak punya Mall? Apakah tidak melihat carut-marutnya Mall-mall di Cilegon? Apa mau meniru kesalahan tata-kota Cilegon? Orang-orang yang berduit tebel dan ingin belanja di Mall mewah, suruh belanja ke Jakarta aja, atau ke Tanggerang, atau minimalnya Cilegon. Beres!
Saya takut generasi nanti menjadi generasi konsumtif, walaupun modern tapi konsumtif. Lebih suka menongkrongi Mall daripada menongkrongi buku pelajaran. Hari libur lebih suka ngeceng ke Mall daripada jalan-jalan ke Musium atau Cagar Alam, ataupun Cagar Budaya. Gimana mau tidak, tiap hari libur, saya lihat Mall-mall di Cilegon penuh oleh orang tua yang membawa anak-anaknya main. Diajarinya mereka cara hidup konsumtif sejak dini. Makan di restoran fast food, diajarinya mereka untuk gengsi. Mall itu kan untuk belanja kebutuhan sehari-hari, yang ditujukan untuk orang sibuk, karena serba praktis, begitu pula dengan restoran fast food. Kenapa harus beralih fungsi?
Hey orang tua, atau orang yang kami tua-kan! Dewasalah, ajari kami berpikir realistis, maju, modern tapi tidak kampungan. Sudah cukup rasanya kami turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi. Tak pantas rasanya mengajari itik berenang, bahkan tak logis, tak etis!
Mengutip dari berita di harian Kompas, hari kamis tanggal 29 September 2005, di bagian properti, ada liputan khusus berjudul “Para Pemain Properti Konsolidasi” oleh Abun Sanda, di sebelah kiri gambar ada kata-kata keterangannya, yang berbunyi; “...Keputusan memilih sebuah tempat untuk bisnis properti adalah keputusan yang harus sangat matang.”
Wah, wah, wah.. Apakah orang-orang yang bertanggung-jawab terhadap pembangunan Mall Serang sudah mempertimbangkannya dengan sangat matang, ya..? Apakah mereka tidak memikirkan kemacetan yang akan timbul selain kemacetan yang sudah ada? Bagaimana dengan pedagang kaki lima yang akan menyerbu? Akankah kegiatan pemerintahan terganggu, karena dekat dengan gedung pusat pemerintahan? Bagaimana dengan Alun-alun sebagai public center?
Ketika berbicara Alun-alun, saya jadi ingat masa-masa SMP dulu, saya paling suka ke Alun-alun. Karena dekat dengan SMP tempat saya belajar, yaitu SMPN 7 Serang. Saya dan teman-teman paling suka olahraga di Alun-alun, apalagi jika guru olahraganya mengizinkan atau beliau berhalangan mengajar, pasti kami semua menuju Alun-alun. Entah itu mau main volley, basket atau main sepakbola. Lebih seru lagi jika ada anak dari SMP 2 yang ke Alun-alun juga, pasti kami mengajaknya adu sepakbola, tentunya izin dulu sama guru olahraga mereka. Asiknya, guru olahraganya pasti mengizinkan kami bertanding, setiap kali kami bertemu di Alun-alun untuk pelajaran olahraga.
Setiap hari minggupun saya sering ke Alun-alun setelah eskul. Apalagi di tahun pertama saya masuk SMP, pameran pembangunan masih bertempat di Alun-alun, sebelum dipindah ke GOR Maulana Yusuf Ciceri. Hampir tiap pulang sekolah saya main ke Alun-alun. Setelah lulus SMP pun saya masih main ke Alun-alun, entah untuk nongkrong di malam minggu, atau malam hari-hari libur lainnya, atau pada pagiharinya untuk berolahraga.
Tapi, jika setelah Mall Serang berdiri dan mulai beroperasi, apakah anak-anak SMP 7, SMP 2, dan anak-anak SDL masih bisa dan masih mau bermain di Alun-alun? Atau mereka memilih lebih baik nongkrong di Mall? Atau Alun-alun menjadi sesak oleh orang-orang yang nongkrong setelah pulang dari Mall, atau penuh sesak oleh orang-orang yang janjian, atau penuh sesak oleh pedagang kaki lima, atau penuh sesak oleh parkiran kendaraan?
Apakah mereka akan datang atau pulang lebih telat terjebak macet kendaraan yang lalu-lalang, keluar-masuk Mall? Atau mereka akan selalu pulang lebih telat setelah nongkrong dulu di Mall? Walaupun ada peringatan “yang berseragam sekolah dilarang masuk!” tetapi nongkrong itu kan bukan di dalam Mall..!
Pesan sponsor : Nasi sudah jadi bubur, eks gedung MAKODIM sudah hancur. Untuk sekedar mengenang eks gedung MAKODIM, datang saja ke Mall, bawa seluruh keluarga dan ceritakan bahwa di sini adalah tanah eks gedung MAKODIM yang dijadikan mall. Sambil bercerita, agar tidak bosan, nikmatilah berbelanja di mall serang. Semuanya lengkap, mulai dari fesyen, kebutuhan dapur sampai mainan. Jika anda sekeluarga cape, mampirlah ke restoran fast food yang ada di mall sambil menyelesaikan cerita anda. Jika anda melakukan itu semua, niscaya cerita sejarah tentang eks gedung MAKODIM akan melekat kuat pada seluruh anggota keluarga anda. Terima kasih. [tac-20062007]