KEINDAHAN JASAD VS KEINDAHAN JIWA
Ha.. ha.. ha.. lucu sekali jika ada yang mengatakan aku cakep. Itu fitnah, eh bukan, itu merupakan khamr memabukkan, yang bila aku menenggaknya maka aku akan terbuai terbang dalam angan-angan. Dan aku lupa bahwa jasadku hanya barang fana.
Misalkan, ada seorang aktris cantik, body aduhai laksana bidadari (tentunya analogy bidadari adalah sebentuk mahluk yang sangat cantik). Atau ada aktor guanteng, yang sangat keren. Tapi mereka (aktor dan aktris tersebut) sudah RIP. Apakah kita akan mengawetkan tubuh mereka agar abadi, untuk dikenang jika kangen dapat melihat kegantengan dan kecantikkan mereka melalui tubuh kaku mereka. Aku yakin tidak.
Aku melihat film dokumenter di TV tentang mummy, ternyata tubuh manusia yang di mummykan itu juga tidak awet. Cairan tubuhnya menguap/dihilangkan, kesegarannya hilang dan.. lapuk.
Siapa yang mau memeluk mayat? Mungkin hanya mereka saja yang teramat dekat dengan sang almarhum, mungkin ortunya, istrinya, anaknya, atau kerabat dekatnya.
Keindahan tubuh tanpa ruh di dalamnya tak bernilai apa-apa. Berarti ruh atau jiwa adalah sesuatu yang lebih indah, bukankah Rosulullah dalam salah satu haditsnya—yang intinya begini; “tak ada keindahan di dunia ini selain wanita sholehah,” bukannya; “tak ada keindahan di dunia ini selain wanita cantik atau wanita dengan body aduhai”. Secara tidak langsung, seni yang mengeksploitasi tubuh—terutama tubuh wanita—itu sama sekali gak indah, gak ada ruhnya.
Kata sholehah adalah kata sifat, bukan kata benda. Jadi keindahan yang sebenarnya itu bukan melihat benda, tapi merasakan sifat. Keindahan itu ada di jiwa. Melihat pemandangan ataupun sejenisnya hanya melupakan sejenak masalah yang ada pada kita. Seindah apapun itu, jika hati kita sedang kelam, maka keindahan itu tak akan nampak, berbeda dengan keindahan yang berbentuk sifat. Hati akan tenang bila ketika dalam kesusahan ada yang menghibur kita, ada yang membantu memecahkan masalah. (tac180206).
Tuesday, July 25, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment